Metamorfosis Menuju Inklusi: Pelatihan di Kelurahan Mengenai Kerukunan dan Inklusi

Membangun kelurahan percontohan yang rukun dan inklusi tidaklah mudah, perlu persiapan dan perencanaan yang matang. Seperti yang dilakukan oleh Metamorfosis Menuju Inklusi, mitra utama USAID_MADANI dalam merancang “Program Lingkungan Pendukung”, yaitu membuat kelurahan percontohan untuk kerukunan dan inklusi di kota Bogor. Kenapa dikatakan sebagai Kelurahan Kerukunan dan inklusi? Pastinya karena ada keberagaman disana, dari mulai suku, berbagai agama, rumah ibadah, pemahaman, gender dan latar belakang yang semuanya berkolaborasi dan saling toleran satu sama lain.

Proses membuat Kelurahan Kerukunan dan Inklusi harus melalui beberapa tahapan yang harus dijalankan, dimulai dari persiapan seperti: Survei wilayah yang cocok menjadi Kelurahan Kerukunan dan Inklusi dengan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Pemerintah Lokal, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Masyarakat. Memilih Kelurahan Katulampa dan Kelurahan Babakan Pasar menjadi wilayah percontohan. Berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk memastikan keragaman peserta dari berbagai organisasi dan isu. Serta mempersiapkan materi dan modul. Selain itu, perlu juga Membuat Training Of Trainer (TOT) untuk 10 orang Learning Forum (LF) Forum Bogor Damai Sejahtera (Forbodas).

Materi TOT yang diberikan kepada fasilitator LF sangat beragam. Terdiri dari materi gender, analisis sosial, manajemen konflik, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD), HAM, keberagaman beragama serta berkeyakinan juga teknik-teknik memfasilitasi. Hasil dari TOT adalah tumbuhnya fasilitator baru yang memiliki pemahaman perspektif baru, penguasaan materi agar dapat memfasilitasi materi yang sama kepada komunitas di wilayah percontohan.

Keragaman juga terlihat dari fasilitator yang inklusi terdiri dari kelompok disabilitas, advokasi, anggaran, perempuan dan toleransi. 10 fasilitator yang sudah dilatih dibagi menjadi 2 kelompok, 1 kelompok untuk Kelurahan Babakan Pasar dan kelompok lainnya untuk Kelurahan Katulampa. Masing-masing kelurahan membahas 5 materi yang sama, fasilitator memilih 1 materi yang paling dikuasai dan Co Fasilitator untuk materi yang berbeda, jadi setiap materi ada fasilitator dan Co Fasilitator yang siap memfasilitasi di acara TOT.

Sebelum melakukan TOT dilakukan penyepakatan implementasi Program Lingkungan Pendukung di 2 (dua) kelurahan percontohan. Tujuannya untuk penyepakatan kader calon kelompok masyarakat penggerak toleransi, menyepakati rencana aksi pelaksanaan kegiatan dan dukungan pihak kelurahan terhadap kegiatan yang akan dilakukan seperti: tempat, fasilitas ruangan training, membuat undangan dan memastikan kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Pada kesempatan inilah memperkenalkan calon fasilitator kelurahan yang akan memfasilitasi TOT kepada komunitas di 2 kelurahan percontohan.

TOT di 2 kelurahan menduplikasi TOT yang dilakukan untuk fasilitator Forbodas karena materi yang dirancang dapat diduplikasi di kelurahan-kelurahan lainnya untuk dapat melakukan hal yang sama. Peserta dilatih ada Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan dan Disabilitas. Tujuannya peserta yang dilatih dapat mempromosikan nilai-nilai toleransi dan keadilan gender di wilayahnya masing-masing. Kegiatan ini juga mendukung Kota Ramah HAM dan Kota Ramah Keluarga di Kota Bogor.